Cerpen A.S. Laksana (Jawa Pos, 26 Maret 2017)
Ilustrasi oleh Bagus Hariadi/Jawa Pos |
Sudah hampir pukul sebelas malam. Tempat ini adalah bagian
terburuk dari pusat kota; sampah dan anak-anak gelandangan berserak di trotoar.
Di depanku seorang bajingan kroco melangkah mabuk, melewati jembatan, berjalan
dengan batang-batang kaki goyah ke arah deretan gedung tua. Aku memperlambat
langkahku di belakangnya, sampai ia berbelok ke lorong yang memanjang di antara
gedung-gedung, tempat para pelacur berjaga di sudut-sudut remang.